Selamat Datang di Blog PPNI Cilacap

Kamis, 11 Juli 2013

Ramadan dan Lebaran Berbeda

Penganut ajaran Islam Kejawen Alif Rebo Wage atau Aboge mempunyai cara tersendiri untuk menentukan kapan dimulainya puasa. Jika Muhammadiyah menggunakan hisab atau perhitungan dan Nahdlatul Ulama menggunakan Rukhyah, maka kaum Aboge menggunakan almanak Jawa untuk menentukan awal puasa. Apa perbedaannya?

"Hitungannya sudah paten, formulasi penanggalannya sudah jelas," yang menggunakan perhitungan Aboge untuk menentukan awal puasa, Rabu (10/8).

Bagi dia, perhitungan menggunakan penanggalan Jawa mudah untuk dipelajari. Setiap pemuda, kata dia, akan diajari oleh orang tuanya untuk menghitung penanggalan. Selain untuk menentukan hari baik bagi yang akan melangsungkan hajatan, penanggalan itu juga digunakan untuk menentukan hari besar agama, termasuk puasa dan Lebaran.

Berdasarkan penanggalan Jawa, tahun ini merupakan tahun Jimakir di mana 1 Sura atau tahun baru Islam jatuh pada hari Jum'at Wage. Tahun baru tersebut disingkatJimat ge

Menurut dia, hitungan Jimat Wage tersebut menjadi patokan dalam sejumlah penanggalan termasuk penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal berdasarkan rumusan yang telah diyakini penganut Islam Aboge sejak ratusan tahun silam.

Penganut Islam Aboge meyakini bahwa dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim akhir serta dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.

Hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge), tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon), tahun Jim Awal pada Jumat Pon (Jimatpon), tahun Za pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/Be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waninwon), dan tahun Jim Akhir pada Jumat Wage (Jimatge).

Hari dan pasaran pertama pada tahun berjalan ini menjadi patokan penentuan penanggalan berdasarkan rumusan yang berlaku bagi penganut Islam Aboge, misalnya Sanemro (Pasa Enem Loro) untuk menentukan awal Ramadan dan Waljiro untuk menentukan 1 Syawal.

Oleh karena sekarang tahun Jimakir, kata dia, patokan Jimatge (Jum,at Wage) diturunkan pada rumusan Sanemro (Pasa Enem Loro), yakni awal puasa Ramadan jatuh pada hari keenam dengan pasaran kedua sehingga muncul Rabu Kliwon


Berdasarkan patokan Jimatge tersebut, kata dia, dapat diketahui bahwa 1 Syawal akan jatuh pada Hari Jumat Kliwon tanggal.9 Agustus 2013, karena mengacu para rumusan Waljiro (Syawal Siji Loro), yakni 1 Syawal jatuh pada hari pertama (Jum'at) dan pasaran kedua (Kliwon).

Perhitungan yang dipakai aliran Aboge telah digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan oleh ulama Raden Rasid Sayid Kuning berasal dari Pajang. "Bedanya dengan Muhammadiyah dan NU hanya pada penentuan tanggal, selain itu sama semua," katanya.

Lalu bagaimana dengan Muhammadiyah dan NU?

Muhammadiyah menerapkan penentuan awal bulan menggunakan metode hisab, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkan proses rukyat. Hal ini beralasan bahwa berdasarkan perkembangan iptek dan pola kehidupan masyarakat maka pelaksanaan rukyat dilakukan dengan menggunakan hisab. Dengan metode hisab dari Muhammadiyah ini maka dianggap sudah memasuki bulan baru manakala sudah dapat dilihat wujudul hilal atau nampaknya bulan baru setelah terbenamnya matahari.

"Meskipun kita sudah ada kepastian tentang awal puasa, tetapi tetap menghormati yang menentukan puasa dengan melihat hilal,"

Sedangkan NU dalam menentukan awal bulan Qomariyah (Hijriyah) pada awalnya hanya menerapkan metode rukyatul hilal, namun dalam perkembangannya juga mengkombinasikan dengan rukyat berkualitas dengan dukungan hisab yang akurat sekaligus menerima kriteria imkanur rukyat. NU telah melakukan redefinisi hilal dan rukyat menurut bahasa, Alquran, As-Sunnah dan menurut sains sebagai landasan dan pijakan kebijakannya dalam penentuan awal Ramadan, dan jatuhnya hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

NU akan menentukan pergantian bulan manakala bulan baru sudah terlihat setelah terbenamnya matahari setinggi 2 derajat, bila tidak maka bulan akan digenapkan menjadi 30 hari.

Sumber : Aksia News.com

PUASA dan KESEHATAN

Marhaban yaa Ramadhan, selamat datang bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan rahmah. Dalam suatu hadist dikatakan bahwa “berpuasalah maka kamu akan sehat”. Terlepas dari kedudukan hadist tersebut diatas kuat atau lemah, berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ibadah puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan pada orang sehat tanpa penyakit ataupun pada orang yang mengidap suatu penyakit. Bagaimana tinjauan dari ilmu kesehatan terutama fisiologi (ilmu faal tubuh) sehubungan dengan ibadah puasa berikut akan diuraikan beberapa diantaranya:
Dari segi fisiologi puasa pada bulan ramadhan adalah suatu upaya untuk mengistirahatkan sistem pencernaan selama 1 bulan yang telah bekerja selama 11 bulan. Puasa yang dilakukan pada bulan Ramadhan sebenarnya identik dengan cleansing (pembersihan) atau detoksifikasi (upaya pengeluaran racun dari dalam tubuh). Orang sehat pada umumnya menyimpan 3-5 pounds menurut Dr. Valerie Saxon (sekitar 1,3-2,2 kg) kotoran didalam ususnya, dengan berpuasa pada bulan ramadhan maka puasa bisa membersihkan usus dari semua kotoran tersebut. Istilah yang sering digunakan dalam proses detoksifikasi dengan cara berpuasa adalah autolisis (auto-digestion) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengeluaran sisa metabolisme dan zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh dalam jumlah berlebih, dan ini pula yang para ahli anggap sebagai  dasar teori dari proses detoksifikasi, yang merupakan proses pembersihan terhadap racun atau sisa zat lain yang berbahaya.
Namun pada saat proses autolisis/auto-digestion, karena menggunakan material sisa-sisa di dalam tubuh termasuk racun dan lain-lain bersirkulasi di dalam tubuh, hal tersebut dapat menyebabkan sakit kepala, mual, pusing, lelah, lemas dan beberapa orang mengalami diare dan gejala fisik lainnya. Hal inilah yang dirasakan beberapa orang pada awal puasa yang memang tidak terbiasa berpuasa. Penyebabnya adalah racun mulai dilepaskan sel tubuh kedalam aliran darah. Hal ini tentunya adalah pertanda yang baik, jadi tidak benar jika menyalahkan puasa, tetapi perhatikan bagaimana pola makan anda selama ini. Hal ini pun dapat menyebabkan nafas dan keringat menjadi bau, air seni berwarna pekat kuning, selama puasa. Walaupun kedengarannya tidak baik, tetapi hal ini akan lebih baik jika anda nikmati dan alami saja, daripada sisa metabolisme dan racun tersebut  tinggal didalam tubuh, karena akan menyebabkan kerusakan sel dan penuaan dini. Beberapa orang kemudian terkadang membatalkan puasanya karena alasan ketidaknyamanan ini dan proses auto digestion akan berhenti setelah makan.
Hari pertama puasa akan terasa cukup berat, badan sangat capai, seluruh badan terasa pegal, kepala pusing, dan emosi mudah tersulut, Hari kedua puasa, rasa capai sedikit berkurang, badan terasa agak baikan, emosi mudah terkendali, tapi rasa capai tetap ada. Pada hari ketiga, sistim pencernaan akan jadi lebih baik, makanan apapun akan terasa enak (tapi sebaiknya tidak makan berlebihan), dan sesudah makan, akan terasa lonjakan energi dalam diri anda, ini adalah sesuatu yang hanya dirasakan bagi orang yang berpuasa.
Beberapa hal dapat menyebabkan proses pembuangan racun didalam tubuh tidak berjalan sempurna.  Menurunnya fungsi  liver, ginjal, kulit, dan paru-paru adalah beberapa penyebabnya. Racun yang tidak terbuang tersebut akan disimpan didalam tubuh, didalam lemak tubuh. Racun ini adalah merupakan hasil proses dari makanan ataupun minuman yang kita konsumsi setiap hari, serta dari polusi lingkungan tempat kita berada. Pada saat tidak berpuasa, sel akan selalu sibuk memproses apa yang masuk kedalam tubuh kita, sehingga tidak punya  kesempatan untuk membuang racun dari dalam tubuh.
Karena itulah, puasa justru dianjurkan bagi orang sakit, walau tidak diwajibkan.  Proses auto-digesting yang membersihkan sisa racun di dalam tubuh dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, misalnya penyakit kardiovaskular, penyakit pencernaan, penyakit metabolik atau pun penyakit pernafasan. Puasa bisa menyembuhkan mereka yang mempunyai penyakit kronis ataupun penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, hipertensi, rematik , diabetes bahkan kanker sekalipun. Peristiwa autolisis (auto-digestion) selama puasa adalah penyebabnya. Selama masih ada racun didalam tubuh susah bagi orang sakit untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Setelah satu minggu berlalu di bulan puasa, tubuh akan merasa baikan hal ini disebabkan karena tubuh telah beradaptasi dengan jam makan yang baru, kebanyakan racun sudah terbuang dari tubuh, beban kerja sel dan sel lemak sudah berkurang. Sel-sel tubuh mengeluarkan racun dan masuk ke dalam darah, lalu diteruskan ke liver, racun ini kemudian dibuang melalui urine dengan bantuan ginjal, melalui keringat via kulit, dan melalui nafas dengan bantuan paru-paru. Namun pada beberapa orang masalah lain dapat muncul, seperti keluhan akan kolik renal dan gouty arthritis (asam urat), dan gastritis/maag.  Semua itu terjadi karena reaksi detox, gangguan ini terjadi bukan sepenuhnya gara-gara puasa, tapi lagi-lagi anda perlu memperhatikan apa yang anda konsumsi selama berbuka puasa maupun sahur.
Perasaan mengantuk dan tidak semangat sesaat setelah berbuka puasa sering  terjadi apabila makan terlalu kenyang, hal ini disebabkan organ pencerna diperut membutuhkan dan mengambil  pasokan oksigen lebih banyak dari biasanya dan ini mengakibatkan otak menjadi kekurangan pasokan oksigen sehingga menyebabkan kantuk dan lemas.
Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Adrenalin selama ini dikenal berhubungan erat dengan keadaan tegang, marah, stress, takut serta jengkel. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke dan lainnya.
Sebagai penutup tulisan ini manfaat puasa yang dipaparkan diatas akan didapatkan apabila berpuasa dengan penuh keimanan tentunya, tetap beraktifitas fisik, serta  memperbanyak shalat sunnah, berbuka ataupun sahur tidak berlebihan, usahakan makan mengikuti anjuran Rasullulah sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga udara…wallahu a’lam* (dari berbagai sumber). diambil dari Kompasiana